Faro berasal dari permainan kartu Eropa bernama Pharaoh atau Faraon, yang pertama kali muncul di Prancis pada abad ke-17. Nama “Faro” kemungkinan merupakan adaptasi dari kata “Pharaoh,” merujuk pada kartu bergambar Firaun dalam dek awal permainan. Permainan ini menyebar ke Inggris dan kemudian ke Amerika Serikat pada abad ke-18. Di Amerika, Faro menjadi permainan judi utama di rumah-rumah judi dan salon, bersaing dengan permainan seperti poker dan blackjack.
Pada masa Demam Emas (1849–1855), Faro mendominasi dunia perjudian di Amerika Barat. Permainan ini disukai karena aturannya yang sederhana dan peluang menang yang dianggap lebih adil dibandingkan permainan lain. Namun, popularitas Faro menurun pada awal abad ke-20 karena kecurangan yang sering terjadi dan munculnya permainan kartu modern seperti poker. Saat ini, Faro lebih dikenal sebagai artefak sejarah daripada permainan aktif.
Cara Bermain Faro
Faro dimainkan dengan dek kartu standar 52 kartu dan melibatkan seorang banker (bandar) serta beberapa pemain. Berikut adalah penjelasan singkat tentang aturan dasar Faro:
Peralatan
Dek Kartu: Dek standar 52 kartu.
Papan Faro: Papan khusus dengan gambar 13 kartu (dari As hingga King, biasanya hanya satu jenis kartu, misalnya sekop) untuk menempatkan taruhan.
Kotak Dealing: Kotak khusus yang digunakan bandar untuk menarik kartu satu per satu, memastikan transparansi.
Aturan Dasar
Penempatan Taruhan:
- Pemain menempatkan taruhan pada salah satu dari 13 peringkat kartu (As, 2, 3, …, King) yang ditampilkan di papan Faro.
- Taruhan dapat ditempatkan untuk “menang” (memprediksi kartu yang akan muncul sebagai kartu menang) atau “kalah” (memprediksi kartu yang akan muncul sebagai kartu kalah).
- Pemain juga dapat membuat taruhan sampingan, seperti “high card” (bertaruh bahwa kartu menang lebih tinggi dari kartu kalah).
Proses Permainan:
- Bandar mengocok dek dan menempatkannya di kotak dealing.
- Kartu pertama (disebut “soda”) dikeluarkan dan tidak digunakan.
- Bandar kemudian menarik dua kartu secara berurutan:
- Kartu pertama adalah kartu kalah (pemain yang bertaruh pada kartu ini kalah).
- Kartu kedua adalah kartu menang (pemain yang bertaruh pada kartu ini menang).
- Pemain yang bertaruh dengan benar dibayar 1:1 oleh bandar, sementara taruhan yang salah diambil.
Pilihan Tambahan:
- Pemain dapat menggunakan copper (koin tembaga) untuk membalik taruhan mereka (misalnya, dari “menang” menjadi “kalah” pada kartu tertentu).
- Jika dua kartu dengan peringkat yang sama muncul (disebut “split”), bandar mengambil setengah dari taruhan pada peringkat tersebut.
Keunikan Faro
Faro dikenal karena peluangnya yang relatif adil, dengan house edge (keuntungan bandar) yang rendah, sering kali kurang dari 2%. Namun, kecurangan oleh bandar atau pemain (seperti menggunakan kotak dealing yang dimanipulasi) sering terjadi, yang berkontribusi pada penurunan popularitasnya.
Manfaat dan Nilai Permainan
Meskipun Faro adalah permainan judi, permainan ini memiliki nilai historis dan budaya:
- Strategi dan Pengambilan Keputusan: Pemain harus memperhatikan kartu yang sudah keluar untuk membuat taruhan yang lebih cerdas, melatih keterampilan analitis.
- Interaksi Sosial: Faro sering dimainkan di lingkungan sosial, seperti salon, yang memupuk interaksi antar pemain.
- Warisan Budaya: Faro mencerminkan semangat petualangan dan risiko pada era Barat Lama, menjadi bagian dari narasi sejarah Amerika.
Warisan Faro
Meskipun Faro tidak lagi populer, pengaruhnya masih terlihat dalam budaya populer dan permainan kartu modern. Faro sering muncul dalam film dan novel bertema Barat, seperti Tombstone (1993), yang menampilkan adegan permainan Faro di salon. Beberapa kasino modern kadang-kadang menghidupkan kembali Faro sebagai atraksi nostalgia, meskipun dengan aturan yang sedikit dimodifikasi.
Faro juga menjadi cikal bakal beberapa permainan kartu modern. Elemen taruhan sederhana dan penggunaan papan taruhan mirip dengan mekanisme dalam permainan seperti roulette atau baccarat. Selain itu, sejarah Faro mengingatkan kita pada pentingnya kejujuran dalam perjudian, karena kecurangan yang merajalela menjadi pelajaran bagi regulasi permainan modern.